PERINGATAN MENGENAI GODAAN-GODAAN
1. Godaan Penyembahan Berhala
Umat
Allah diperingatkan agar berhati-hati terhadap godaan penyembahan berhala. “Maka
hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka,
setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau
menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini
beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu. Jangan
engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Allahmu; sebab segala yang menjadi
kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi allah
mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan
dibakar mereka dengan api bagi allah mereka.” (Ul 12:30-31).
Mereka dilarang menyelidiki
bagaimana penduduk Kanaan menyembah ilah-ilah mereka, sebab jika suatu
penyembahan asing sampai menarik perhatian mereka, hal itu akan mempengaruhi
penyembahan mereka dan dengan demikian praktek yang tidak bermoral dan
kemurtadan akan menyusul.
Dalam PB, hal yang sama
ditekankan bahwa: “Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi
percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan
kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang
mati dicekik dan dari percabulan.” (Kis 21:25).
“Kamu harus menjauhkan
diri dari makanan yang dipersembahkan
kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang
mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari
hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." (Kis 15:29).
“Karena itu, saudara-saudaraku
yang kekasih, jauhilah penyembahan
berhala!” (1 Kor 10:14).
2.
Godaan Nabi
Palsu
“Apabila di tengah-tengahmu
muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia
memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, dan apabila tanda atau
mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita
mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti
kepadanya, maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau
pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui,
apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu. TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu
harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya,
suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.”
(Ul 13:1-4)
Dalam PL, nabi palsu adalah
seorang yang dikenal oleh semua orang, tetapi tidak dikenal oleh Allah, dalam
arti ia tidak terpanggil oleh Allah untuk melakukan suatu tugas pelayanan
tertentu atas nama Allah. Nabi palsu, dapat menggodai umat Allah melalui
ajaran-ajarannya yang menyesatkan, bukan saja karena hal itu menyalahi tutur
kata yang benar, melainkan memberikan pengaruh lain yang menjauhkan umat Allah
dari Allah. Selai itu nabi palsu juga menggodai umat Allah melalui tanda-tanda
mujizat yang spektakuler.
Umat Allah diperingatkan untuk
tidak terobsesi dengan tanda-tanda mujizat dan menggangap suatu ajaran yang
disertai tanda mujizat, sudah pasti adalah ajaran yang benar dari Allah. Tidak!
Melainkan berpegang teguh kepada kebenaran Firman Allah saja.
Perjanjian Baru menyebutkan bahwa
ada banyak nabi palsu. “Banyak nabi palsu akan
muncul dan menyesatkan banyak
orang.” (Mat 24:11). Karena itu, umat tebusan Kristus juga diingatkan
untuk berhati-hati terhadap nabi palsu. “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (Mat 7:15).
Tanda-tanda mujizat yang terjadi
oleh seorang nabi atau pelayanan, sama sekali bukanlah tolak ukur atau bukti
sejati bahwa ajaran yang disampaikan orang itu benar.
“Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan
tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan
orang-orang pilihan.” (Mark 13:22; Mat 24:24).
Satu-satunya
bukti bahwa seseorang bukanlah nabi Palsu adalah, dari buah, yaitu perbuatannya
yang memuliakan Allah dan pengaruh dari ajarannya yang semakin mendekatkan
orang kepada Tuhan. (Mat 7:16-23).
Allah
mengijinkan adanya nabi palsu untuk menguji kasih Allah kepada-Nya dan
kesetiaan umat Allah terhadap Firman-Nya.
Jadi pergeng
teguh kepada Firman Tuhan, bukan karena hal itu terjadi atau tidak terjadi,
melainkan karena memang Allah yang mengatakan demikian.
3.
Godaan Dari Sanak- saudara
Bujukan
untuk murtad atau menyimpang dari Firman Allah, mungkin ada juga di kalangan
keluarga, karena itu umat Allah diperingatkan untuk jangan mengalah dan jangan
mengikuti bujukan saudara yang mengajak untuk menyimpang.
“Apabila saudaramu laki-laki,
anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan atau isterimu sendiri
atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya: Mari kita
berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek
moyangmu, salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat kepadamu
maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi, maka janganlah
engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia.” (Ul 13:6-8).
Tindakan tegas terhadap saudara
yang menyesatkan (Ul 13:8b-10), merupakan alat pencegah dan tindakan menjauhkan
atau menyingkirkan kejahatan itu.
“Maka seluruh orang Israel akan
mendengar dan menjadi takut sehingga mereka tidak akan melakukan lagi perbuatan
jahat seperti itu di tengah-tengahmu.” (Ul 13:11).
Dalam PB, juga ditekankan bahwa: “Jika
ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia,
supaya ia menjadi malu, tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi
tegorlah dia sebagai saudara.” (2 Tes 3:14-15).
4.
Godaan Orang
Dursila
“Apabila di salah satu kota yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar orang berkata:
Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang telah
menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada
allah lain yang tidak kamu kenal, maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki
dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa
kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu, maka bunuhlah dengan mata
pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta
segala isinya dan hewannya.” (Ul 13:12-15).
Orang dursila, adalah sebuah
istilah Alkitab yang digunakan untuk menyebut penjahat-penjahat yang sudah
terbiasa berbuat jahat. Umat Allah diperingatkan untuk menyelidiki dengan
saksama dan apabila terbukti benar bahwa orang-orang jahat itu mempengaruhi
hidup keagaamaan umat Allah, maka haruslah disingkirkan atau dijauhi.
Dalam PB, juga ditekankan bahwa:
“Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan
bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya
saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah,
pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah
kamu sekali-kali makan bersama-sama.” (1 Kor 5:11).
Kesimpulan
“Sebab dengan demikian engkau
mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala perintah-Nya,
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahmu." (Ul 13:18).
Oleh: Ps. Ayub Melkior, S. Th
Tulisan ini memiliki Hak Cipta, dan tidak diperkenankan untuk mengambil, mengutip, dan mengcopi, tanpa menuliskan nama penulis atau sumber penulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih