Sabtu, 27 Agustus 2022

KEHIDUPAN TEOKRATIS DALAM KITAB ULANGAN (4)



PERINGATAN MENGENAI GODAAN-GODAAN

1.      Godaan Penyembahan Berhala

Umat Allah diperingatkan agar berhati-hati terhadap godaan penyembahan berhala. “Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya,  itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka.” (Ul 12:30-31).

Mereka dilarang menyelidiki bagaimana penduduk Kanaan menyembah ilah-ilah mereka, sebab jika suatu penyembahan asing sampai menarik perhatian mereka, hal itu akan mempengaruhi penyembahan mereka dan dengan demikian praktek yang tidak bermoral dan kemurtadan akan menyusul.

Dalam PB, hal yang sama ditekankan bahwa: “Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan.” (Kis 21:25).

“Kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." (Kis 15:29).

“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!” (1 Kor 10:14).

2.      Godaan Nabi Palsu

“Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, dan apabila tanda  atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.” (Ul 13:1-4)

Dalam PL, nabi palsu adalah seorang yang dikenal oleh semua orang, tetapi tidak dikenal oleh Allah, dalam arti ia tidak terpanggil oleh Allah untuk melakukan suatu tugas pelayanan tertentu atas nama Allah. Nabi palsu, dapat menggodai umat Allah melalui ajaran-ajarannya yang menyesatkan, bukan saja karena hal itu menyalahi tutur kata yang benar, melainkan memberikan pengaruh lain yang menjauhkan umat Allah dari Allah. Selai itu nabi palsu juga menggodai umat Allah melalui tanda-tanda mujizat yang spektakuler.

Umat Allah diperingatkan untuk tidak terobsesi dengan tanda-tanda mujizat dan menggangap suatu ajaran yang disertai tanda mujizat, sudah pasti adalah ajaran yang benar dari Allah. Tidak! Melainkan berpegang teguh kepada kebenaran Firman Allah saja.

Perjanjian Baru menyebutkan bahwa ada banyak nabi palsu. “Banyak nabi palsu akan muncul  dan menyesatkan banyak orang.” (Mat 24:11). Karena itu, umat tebusan Kristus juga diingatkan untuk berhati-hati terhadap nabi palsu.Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (Mat 7:15).

Tanda-tanda mujizat yang terjadi oleh seorang nabi atau pelayanan, sama sekali bukanlah tolak ukur atau bukti sejati bahwa ajaran yang disampaikan orang itu benar.

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.” (Mark 13:22; Mat 24:24).

Satu-satunya bukti bahwa seseorang bukanlah nabi Palsu adalah, dari buah, yaitu perbuatannya yang memuliakan Allah dan pengaruh dari ajarannya yang semakin mendekatkan orang kepada Tuhan. (Mat 7:16-23).

Allah mengijinkan adanya nabi palsu untuk menguji kasih Allah kepada-Nya dan kesetiaan umat Allah terhadap Firman-Nya.

Jadi pergeng teguh kepada Firman Tuhan, bukan karena hal itu terjadi atau tidak terjadi, melainkan karena memang Allah yang mengatakan demikian.

3.      Godaan Dari Sanak- saudara

Bujukan untuk murtad atau menyimpang dari Firman Allah, mungkin ada juga di kalangan keluarga, karena itu umat Allah diperingatkan untuk jangan mengalah dan jangan mengikuti bujukan saudara yang mengajak untuk menyimpang.

“Apabila saudaramu laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan atau isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat kepadamu maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi, maka janganlah engkau mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia.” (Ul 13:6-8).

Tindakan tegas terhadap saudara yang menyesatkan (Ul 13:8b-10), merupakan alat pencegah dan tindakan menjauhkan atau menyingkirkan kejahatan itu.

“Maka seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut sehingga mereka tidak akan melakukan lagi perbuatan jahat seperti itu di tengah-tengahmu.” (Ul 13:11).

Dalam PB, juga ditekankan bahwa: “Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu, tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai saudara.” (2 Tes 3:14-15).

4.      Godaan Orang Dursila

“Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar orang berkata: Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal, maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu, maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya.” (Ul 13:12-15).

Orang dursila, adalah sebuah istilah Alkitab yang digunakan untuk menyebut penjahat-penjahat yang sudah terbiasa berbuat jahat. Umat Allah diperingatkan untuk menyelidiki dengan saksama dan apabila terbukti benar bahwa orang-orang jahat itu mempengaruhi hidup keagaamaan umat Allah, maka haruslah disingkirkan atau dijauhi.

Dalam PB, juga ditekankan bahwa: “Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.” (1 Kor 5:11).

Kesimpulan

“Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala perintah-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar  di mata TUHAN, Allahmu." (Ul 13:18).


Oleh: Ps. Ayub Melkior, S. Th


Tulisan ini memiliki Hak Cipta, dan tidak diperkenankan untuk mengambil, mengutip, dan mengcopi, tanpa menuliskan nama penulis atau sumber penulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih