Minggu, 24 April 2016

"30 JAMINAN BAGI ORANG YANG TAKUT AKAN TUHAN"

Alkitab memberitahu kita bahwa ada 30 jaminan dari Allah bagi orang-orang yang takut akan Dia.



1.        Menyenangkan Tuhan
“Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.” (Maz 147:11)

2.      Beroleh kebahagiaan
“Walaupun orang yang berdosa dan berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya.” (Pkh 8:12)
“Haleluyah, berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.” (Maz 112:1)

3.      Dilindungi dari malapetaka
“Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.” (Ams 19:23)

4.     Umur panjang
“Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal yang Mahakudus adalah pengertian. Karena oleh Aku umurmu diperpanjang dan tahun-tahun hidupmu ditambah” (Ams 9:10-11)

5.      Berbuah
“Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka dan membiarkan bayi-bayi itu hidup (Kel 1:17). Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga” (Kel 1:21)

6.      Baik keadaanya dan anak-anaknya
“Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya” (Ul 5:29)

7.      Dicukupi kebutuhannya
“Takutlah akan Tuhan hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia.” (Maz 34:9)

8.      Mengalami ketentraman
“Dalam takut akan Tuhan ada ketentraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.” (Ams 14:26)

9.      Dijauhkan dari dosa
“Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: “Janganla takut sebab Allah telah datang dengan maksud mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, supaya kamu jangan berbuat dosa” (Kel 20:20)

10.    Beroleh keberuntungan
“Adalah baik, kalau engkau memegang yang satu dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan Allah luput dari kedua-duanya.” (Pkh 7:18)

11.      Diberi wewenang
“Pengawasan atas Yerusalem, kuserahkan kepada Hanani, saudaraku dan kepada Hananya, panglima benteng, karena dia seorang yang dapat dipercaya dan yang takut akan Allah lebih dari pada orang-orang lain.” (Nehemia 7:2)

12.    Diberitahukannya  jalan yang harus dipilih
“Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukan jalan yang harus dipilihnya.” (Maz 25:12)

13.    Dijadikan sahabat Allah
“Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia” (Maz 25:14)

14.   Diberi pewahyuan
“Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Maz 25: 14)

15.    Beroleh kebaikan Tuhan yang melimpah
“Allangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kau simpan bagi orang yang takut akan Engkau” (Maz 31:19)

16.    Diperhatikan oleh Tuhan
“Sesungguhnya mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya.” (Maz 33:18)

17.    Beroleh kasih setia Tuhan yang besar
“Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikianlah besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia.” (Maz 103:11)

18.    Diberkati Tuhan
 “Memberkati orang-orang yang takut akan Tuhan baik yang kecil maupun yang besar.” (Maz 115:13)


19.    Diberi warisan
“Sebab Engkau telah mendengar janjiku ya Allah, dan memberi kepadaku milik pusaka orang yang takut akan nama-Mu.” (Maz 61:5)

20. Disayangi Tuhan
“Seperti Bapa sayang anaknya, demikianlah Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” (Maz 103:13)

21.    Doanya didengar dan dijawab Tuhan
“ Ia melakukan kehendak orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka.” (Maz 145:19)

22. Disembuhkan dan disegarkan
“Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan, itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.” (Maz 37:7-8)

23. Diluputkan oleh malaikat Tuhan
“Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.” (Maz 34:7)

24. Diberi kekayaan, kehormatan dan kehidupan
“Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” (Ams 22:4)

25. Dipuji-puji orang
“Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji.” (Ams 31:30)

26. Diberi kemampuan untuk menjauhi yang jahat
“Karena takut akan Tuhan, orang menjauhi kejahatan.” (Ams 6:16)

27. Diberi hikmat
“Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik.” (Maz 111:10)

28. Namanya tercatat dalam Kitab peringatan (selalu diingat, tidak dilupakan)
“Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan Tuhan: “Tuhan memperhatikan dan mendengarkannya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan Tuhan dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.” (Meleakhi 3:16)

29. Berkenan kepada Tuhan
“Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.” (Kis 10:35)

30. Beroleh rahmat Tuhan turun temurun.
“Dan rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia.” (Luk 1:50)



Kesimpulan
“Berbagailah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukan-Nya. Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagilah engkau dan baiklah keadaanmu. Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu, anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekelilingmu. Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu, dan melihat anak-anak dari anak-anakmu. Damai sejahtera atas Israel” (Maz 128: 1-6).

 ***
Kiranya bermafaat untuk Anda dan juga Saya. Tuhan Yesus Memberkati.
Oleh: Ayub Melkior, S. Th

Sabtu, 23 April 2016

"DELAPAN (8) CELAH YANG MENJADI PINTU MASUK IBLIS"


Alkitab bersaksi: “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.” (Luk 4:13).


Cuplikan Ayat ini memberitahu kita bahwa Iblis mempunyai momentum tersendiri, yang khusus dan baik baginya, untuk mendatangi kita dan mencuri, membunuh, serta membinasakan kita. Ia tahu kapan dan bagaimana kesempatan yang tepat untuk bisa merusak kehidupan kita. Oleh sebab itu, merupakan suatu hal yang menguntungkan, bila kita mengenali saat-saat yang menjadi peluang, kesempatan, atau celah bagi Iblis untuk menyerang kita, sama seperti tuan rumah tahu saat mana perampok itu akan datang.


Alkitab mencatat 8 celah, yang merupakan pintu bagi Iblis untuk masuk ke dalam diri kita dan merusak kehidupan kita.



Pertama; Tidak berdoa

Alkitab berkata: “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan, sebab roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Mat 26:41).


Berkeliaran ke mana-mana, terlalu sibuk, atau menuruti keinginan daging untuk bersantai-santai, sehingga lalai bersekutu dengan Tuhan melalui saat teduh dan doa, menjadi suatu peluang tersendiri bagi kuasa kegelapan untuk menyerang Anda dengan berbagai-bagai macam pencobaan. Persis pada saat hubungan kita dengan Tuhan merenggang, kita melemah, sehingga Iblis beroleh peluang untuk segera meluncurkan panah apinya, tipu dayanya, rayuan mautnya dan berharap kita termakan umpannya dan jatuh ke dalam perangkapnya.


Para murid mengalaminya ketika Yesus memerintahkan mereka untuk berdoa, minimal satu jam. Namun di tengah-tengah taman Getsemani itu, masing-masing mereka malah mencari tempat dan tidur. Sehingga ketika tiba waktunya sekelompok orang mendekati Yesus untuk menangkap-Nya, murid-murid tidak tahan lagi. Mereka tidak bisa bersikap layaknya seorang murid Kristus. Mereka sangat emosi, menumpahkan darah orang, mengandalkan pedang, dan ingin melawan seperti orang duniawi.


Di sini Anda dapat melihat bahwa, keteledoran dalam hubungan dengan Allah, membuka peluang lebar-lebar bagi Iblis untuk masuk dan mendesak-desak kedagingan kita yang lemah ini, untuk berbuat macam-macam dosa, sampai ke tingkatan yang parah. Setan adalah profesor perusak. Sekali ia mendapat peluang untuk bisa masuk ke dalam diri Anda, ia akan menghantam seluruh lini kehidupan Anda dan berjuang dengan penuh keringat untuk menciptakan kekacauan sebisa yang ia dapat.


Itulah sebabnya, Guru Besar kita yang sudah berpengalaman itu, mengingatkan setiap kita sebagai pengikut-Nya: “Berjaga-jaga dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Hanya apabila kita senatiasa merawat dan memelihara hubungan kita dengan Tuhan, celah bagi Iblis itu tertutup dan “si kunyu” tidak mendapat peluang untuk masuk dan membuat huru-hara dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu, se-sibuk apa pun Anda, jangan lupa untuk berdoa dan merenungkan Firman Tuhan.



Kedua; Suami-Istri Yang Saling Menjauhi

Alkitab berkata tentang Suami-Istri: “Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.” (1 Kor 7:4-5).


“Janganlah saling menjauhi”, sudah pasti tidak hanya saling berjauhan secara fisik, tetapi juga secara emosional. Suami-Istri harus “hidup bersama” dalam arti, saling berdekatan secara fisik dan juga hidup bersama-sama secara emosional. Mereka harus akur, seia-sekata, dan harmonis.


Apabila mereka saling “menjauhi” maka Iblis beroleh peluang untuk menyerang dengan berbagai godaan, melalui hawa nafsu yang tak tertahankan. Mungkin Anda berkata: “Aku tidak selingkuh kok, kalau berjauhan dengan pasanganku” Saya katakan: “Puji Tuhan!” tetapi baik-baiklah memperhatikan bahwa, jika Iblis diberi peluang dan masuk ke dalam diri Anda, dia pasti akan mengerjakan sesuatu bagi rencananya sendiri.


Mungkin ia tidak membuat Anda berselingkuh, tetapi ia bisa membuat hati Anda lama-kelamaan menjadi dingin terhadap pasangan Anda. Atau sebaliknya, ia menjadikan Anda merasa selalu saja merindukan pasangan Anda, sehingga Anda tidak berkonsentrasi atau segenap hati, dalam mengerjakan hal-hal. Ia bisa menyuntikan prasangka yang bukan-bukan, sehingga Suami atau istri berprasangka buruk terhadap pasangannya, bahwa mungkin pasanganku tidak peduli lagi, mungkin ia sedang mempunyai PIL/WIL, ditambah lagi berbagai prasangka buruk lainnya, yang sebenarnya sama sekali tidak terjadi demikian. Ada sejuta hal lainnya yang bisa Iblis kerjakan melalui peluang yang diberikan kepadanya, untuk merusak kehidupan Anda dan juga pasangan Anda. 


Sasarannya adalah menjadikan suami-Istri, masing-masing menodai diri mereka sendiri dengan prasangka mereka sendiri dan hawa nafsu mereka sendiri, yang sudah dikaruniakan Tuhan untuk maksud yang baik, namun menjadikan mereka keluarga yang cemar, najis, dan tidak berkenan kepada Allah. 


Oleh sebab itu, walaupun Anda adalah orang yang diberi kasih karunia Tuhan untuk 100% mampu mengendalikan hawa nafsu Anda, tetap saja Tuhan tidak mengijinkan Anda memberi kesempatan kepada Iblis untuk menggocoh Anda. Tugas Anda tetap berlaku, yaitu berusahalah untuk tidak memberi peluang atau celah kepada Iblis untuk merusak kehidupan Anda dan pasangan Anda.



Ketiga;  Iri hati

Senang melihat orang lain lebih rendah dari Anda dan susah melihat orang lain sedikit lebih baik dari Anda, berarti Anda adalah orang yang iri hati dan itu merupakan pintu masuk bagi Iblis untuk menggocoh Anda.


Alkitab menceritakan bahwa pada waktu Saul dan Daud kembali dari perang melawan orang Filistin, sejumlah wanita menyambut mereka dengan nyanyian dan tari-tarian. Mereka bernyanyi berbalas-balasan bahwa: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa”. Mendengar itu, bangkitlah amarah Saul dengan sangat dan mulai hari itu, ia iri dan dengki terhadap Daud. (Lht. 1 Sam 18:6-9). Kemudian, 1 Samuel pasal 18:10, melaporkan bahwa “Keeseokan harinya, berkuasalah roh jahat atas Saul dan Saul selalu berusaha untuk membunuh Daud.”


Persis pada saat hati Anda panas karena orang lain lebih berhasil dari Anda, Anda sedang membuka celah bagi masuknya roh jahat untuk merusak kehidupan Anda lebih jauh lagi. Sama seperti pengalaman Kain terhadap adiknya Habel, iri hati akan mengundang Iblis masuk dan menjadikan Anda sakit hati yang berkepanjangan dengan orang, membenci, sinis, tidak ramah, mencari kaki orang lain untuk menjatuhkan, dan siasat jahat lainnya bahkan sampai kepada pembunuhan.


Sudah sering terbukti bahwa di mana-mana iri hati tidak pernah mendatangkan kebaikan apa pun bagi Anda, itu hanya mengundang setan-setan untuk masuk dan tinggal di dalam hati Anda dan merusak Anda maupun orang lain. Oleh sebab itu, tidak perlu iri terhadap orang lain. Dengan demikian Anda tidak membuka celah bagi kuasa kegelapan untuk mengacaukan hidup Anda.



Keempat; Menyombongkan diri

Celah lain yang menjadi kesempatan bagi Iblis untuk merusak kehidupan kita ialah kesombongan. Paulus mendefinisikan bahwa sombong adalah memandang atau menilai diri lebih tinggi dari yang sebenarnya. Ia katakan: “Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis ", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain. Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri , seolah-olah engkau tidak menerimanya? (1 Kor 4:6-7).


Kesombongan bukan penilaian orang lain terhadap Anda, tetapi pandangan Anda sendiri tentang diri Anda. Tidak perlu orang lain memberitahu Anda bahwa Anda sombong, tetapi sudah seharunya Anda ketahui sendiri bahwa saat Anda memandang diri Anda melebihi yang sebenarnya, Anda sedang menyombongkan diri.


Kesombongan adalah celah untuk masuknya Iblis dan menggulingkan Anda. Lihat saja, Malam sebelum Yesus diserahkan, Juruselamat itu telah melihat di dalam Roh, bahwa Iblis sedang menunggu waktu yang tepat untuk masuk dan menghancurkan Simon Petrus. Yesus berkata kepada Simon: “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut engkau seperti gandum. Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau supaya imanmu jangan gugur.” (Luk 22:31-32). Tetapi Petrus menjawab: “Aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” (Luk 22:33).


Pernyataan Simon, mewakili keangkuhan terselubung di dalam hatinya, sama seperti yang dicatat oleh Markus, bahwa Petrus berkata: “Biarpun semua tergoncang imannya aku tidak.” (Mark 14:29). Simon sedang lupa diri bahwa ia hanyalah manusia biasa yang terbuat dari debu tanah, dan berpikir, ia lebih kuat dari rekan-rekannya yang lain. Di sini ia telah memandang dirinya melampaui apa yang ada, sehingga walaupun Kristus telah berdoa kepada Allah Bapa, agar Simon tetap kuat di dalam imannya, namun oleh keangkuhannya Simon membuka celah lebar-lebar, supaya Iblis masuk dan menggulingkan dirinya. Cerita berlanjut dengan Petrus melanggar omongannya sendiri, menyangkal Gurunya 3 kali berturut-turut, dan mengutuk dirinya sendiri.


Iblis senang dengan kesombongan kita. Persis pada saat Anda memandang diri Anda melampaui yang ada, Iblis segera hadir untuk melemahkan iman Anda, merusak hubungan Anda dengan orang lain dan mendatangkan masalah bagi Anda. Itulah sebabnya Alkitab mengatur siapa orang yang boleh melayani Tuhan: “Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis.” (1 Tim 3:6).


Jika Anda tidak ingin membuka celah bagi Iblis, jangan pandang diri Anda lebih dari apa yang ada. Apabila Anda kaya karena Tuhan memberkati Anda, jangan berlagak seolah-olah Anda memperolehnya dengan ketangkasan Anda sendiri. Bila Anda pandai karena Tuhan memberi Anda karunia hikmat, jangan menilai diri Anda lebih pintar dari orang lain, seolah-olah Anda adalah Bulan dan orang lain hanyalah kunang-kunang. Nilailah diri Anda pas dengan apa yang ada. Dengan demikian, Anda tidak membuka celah bagi Iblis untuk masuk dan merugikan Anda.



Kelima; Dendam atau marah yang berlarut-larut

Marah yang berlarut-larut atau yang biasa orang sebut mendendam, merupakan celah bagi Iblis untuk merusak kehidupan Anda, sehingga Paulus mengingatkan: “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” (Ef 4:26-27).


Mati-matian mempertahankan sakit hati, sehingga terus meniup-niup amarah seperti nyala api yang terus berkobar, menjadi peluang Iblis untuk hadir di dalam diri Anda dan menggocoh Anda dengan berbagai masalah. Sadar akan hal ini, Paulus dengan tegas mengingatkan jemaat yang sedang cecok di Korintus: “Ampunilah...supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.” (2 Kor 2:10-11).


Mungkin Anda berkata: “Aku tahu itu, tapi aku punya alasan yang kuat untuk tetap marah padanya.” Biarkan saya memberitahu Anda bahwa amarah yang berlarut-larut, dipicu oleh harga diri yang palsu dalam diri Anda. Prof. David Lieberman, dalam karyanya: “Agar Siapa Saja Mau Berdamai Dengan Anda” menjelaskan bahwa: “ Kita seringkali marah, sakit hati, kecewa, kepahitan, karena kita salah menilai ego atau harga diri kita. Kita mengharapkan penghargaan terhadap diri kita, diberikan oleh orang lain dan bukan dihasilkan oleh diri kita sendiri, seolah-olah harga diri itu adalah sesuatu yang dapat kita pesan dari supermarket. Padahal harga diri itu dibangun oleh diri kita sendiri, yaitu dengan memilih yang benar dan menindak yang benar”


Nah, di sini letak kita tidak rela untuk memaafkan kesalahan, melepaskan amarah dan membuang dendam, karena kita mengarahkan semua tindakan sakit hati yang dilakukan oleh seseorang kepada kita, bukan saja pada apa yang memang dilakukannya, tetapi kita menghubungkannya dengan harga diri atau ego kita.


Misalnya ada orang yang menyalib Anda di perjalanan, sementara Anda mengendarai, Anda menghubungkan peristiwa itu dengan penghinaan kepada diri Anda, seolah-olah orang itu telah mengurangi harga diri Anda, padahal ia hanya menyalib Anda di jalan. Prof David Lieberman, menyebut ini “Penghargaan diri yang palsu”. Jadi oleh karena kita membungkus harga diri kita dengan kepalsuan, maka seringkali kita merasa sangat terluka dan sulit untuk memaafkan atau membuang amarah.


Sehingga, untuk menutup celah agar Iblis tidak beroleh peluang dan merugikan Anda, maka urutannya adalah, ubah terlebih dahulu pandangan Anda mengenai harga diri Anda. Jangan meletakkan nilai diri Anda ditentukan oleh orang lain, tetapi oleh Anda sendiri. Dengan demikian, Anda tidak berlarut-larut dalam kemarahan, apabila rekan Anda membuat suatu kesalahan kecil terhadap Anda. Ketika Anda tidak berlarut-larut dalam kemarahan, Anda telah menutup celah sehingga Iblis tidak beroleh kesempatan untuk menggocoh Anda.


Keenam; Merencanakan yang jahat di dalam hati

Memikir-mikirkan sesuatu yang jahat dalam pikiran Anda, akan merambat ke dalam hati Anda dan menjadi suatu rencana jahat yang diam-diam bercokol di dalam hati Anda. Ini menjadi kesempatan besar bagi Iblis untuk masuk dan merusak kehidupan Anda.


Lihat saja Ananias dan Safira, suami Istri yang mulanya sangat baik, namun suatu hari mereka menjual sebidang tanah, lalu merencanakan yang jahat dalam hati mereka untuk menyembunyikan sebagian hasil penjualan itu dan hanya menyerahkan sebagian saja kepada para Rasul. Mereka berdua telah sepakat untuk mengatakan yang sama dan persis, bahwa “inilah hasil tanahnya” tetapi Petrus, Rasul Tuhan itu mengetahui rencana jahat mereka dan mengatakan: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan jahat itu dalam hatimu?” (Kis 5:3-4). Cerita berlanjut dengan suami-Istri itu putus napas ditempat dan meninggal dunia.


Rencana jahat yang Anda sembunyikan dalam hati, memang tidak selalu akan diketahui oleh orang lain, tetapi baik-baiklah memperhatikan bahwa itu tidak pernah luput dari pengamatan Setan. Persis pada saat Anda menimbang-nimbang sesuatu yang jahat dengan pikiran Anda, lalu mulai merencanakannya, Iblis melihatnya dan ia segera mendapat peluang untuk melangkah masuk ke dalam hati Anda dan mendorong Anda dengan dusta-dusta lainnya, menggelapkan mata rohani Anda, mendorong-dorong Anda, bukan supaya Anda baik, tetapi demi mencelakai Anda.


Setan menyukai rencana jahat, sehingga dalam hal apa pun dan oleh siapa pun, Iblis akan datang. Ia akan hadir di sana sebagai Motivator, Sponsor dan tuhan atas rencana tersebut. Ia akan mendesak-desak Anda untuk segera menggelar rencana tersebut, meluluskannya dan membuat itu menjadi kenyataan. Oleh sebab itu, Jangan membuat atau pun menyisakan rencana jahat di dalam hati Anda, dengan demikian, Iblis tidak mendapat celah untuk masuk dan merugikan Anda.



Ketujuh; Ambisi yang tidak sesuai kehendak Allah

Keinginan, cita-cita atau ambisi yang tidak sejalan dengan rencana dan kehendak Allah, 
merupakan celah bagi Iblis untuk bisa masuk dan merusak Anda. Sama seperti yang dialami oleh Petrus. Alkitab memberitahu kita bahwa Petrus menginginkan kenyamanan diri, sementara Yesus sedang memikirkan penderitaan yang akan segera tiba bagi-Nya di Yerusalem. Juruselamat itu berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mark 8:31-33).


Sudah pasti, oknum yang mendorong Petrus untuk berani-beraninya menarik Gurunya yang terhormat ini ke samping dan menegor Dia, seoalah-olah Guru Agung ini, bisa salah membuat keputusan, sehingga perlu diperingatkan, adalah Iblis. Sehingga sangat tepat, apabila Yesus berkata kepada Petrus: “Enyalah Iblis” seakan-akan Petrus adalah Iblis. Petrus memikirkan apa yang dipikirkan manusia, yaitu kenyamanan bagi dirinya sendiri, dan bukan apa yang direncanakan dan dikehendaki Allah dan Setan segera bekerja melaluinya untuk menarik Yesus dan menegor Dia.


Jelas sekali bahwa ambisi yang tidak sesuai dengan kehendak dan rencana Allah, menjadi peluang untuk Iblis mengerjakan rencana-rencananya melalui kita dan menghancurkan orang lain, bahkan merusak diri kita sendiri. Lihat saja jika orang memiliki Ambisi, ia dapat menghalalkan segala cara, buta terhadap keadilan, tidak punya belas-kasihan, menindas orang lemah, mengorbankan orang lain dan kejahatan lainnya. Itu semua adalah buah dari karya Iblis dalam diri kita, yang masuk melalui peluang ambisi yang tidak seturut dengan rencana dan kehendak Allah.


Oleh sebab itu, untuk menutup celah agar Iblis tidak beroleh peluang dan merusak kehidupan kita satu-sama lain, buang ambisi yang hanya mementingkan kenyamanan diri sendiri dan mulailah belajar dengan cita-cita, harapan, keinginan yang berguna bagi orang lain dan sesuai dengan kehendak Allah. Dengan demikian, Anda tidak memberi peluang kepada iblis untuk merusak kehidupan Anda maupun orang lain.



Kedelapan; Hati Yang Kosong atau Tidak Terisi

Matius 12:43-45, menceritakan bahwa: “Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula."


Ayat ini memberitahu kita bahwa, siapa saja, bahkan orang sudah percaya sekalipun, jika ia membiarkan hatinya kosong dan tidak terisi, maka Iblis akan menjadikannya sebagai tempat tinggal, bukan saja bagi satu roh jahat, tetapi sekumpulan roh jahat. Iblis akan menjadikan hati yang kosong dan tidak terisi sebagai kampung mereka, rumah mereka dan tempat mereka berada baik siang maupun malam.


Nah, yang menjadi pertanyaan adalah: Apa sebetulnya yang harus disimpan atau diisi dalam hati kita, sehingga hati kita tidak kosong? Alkitab memerintahkan kita untuk mengisi hati kita dengan Lima hal penting:


a. Hati harus diisi dengan kewaspadaan

Ams 4:23 berkata: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Hati kita harus senatiasa dijaga dengan sikap berhati-hati, karena dari hati kita inilah terpancar kehidupan. Tidak pernah ada satu detik saja pun, Allah memperbolehkan kita untuk tidak berhati-hati.


b. Hati harus diisi dengan sukacita

Amsal berkata: “Hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah, mengeringkan tulang” (Ams 17:22). Isilah hati Anda dengan sukacita, dan bukan sungut-sungut.


c. Hati harus diisi dengan Janji-janji Allah

Daud berkata: “Dalam hatiku aku menyimpan janji-janji-Mu, supaya aku tidak berdosa terhadap Engkau” (Maz 119:11).
Menyimpan janji-janji Tuhan yang tertulis maupun tidak tertulis, di dalam hati dan bukan hanya di pikiran, mencegah kita dari dusta Iblis yang menyebabkan kita berdosa.


d. Hati harus diisi dengan perkataan Nasihat orang tua atau pemimpin Rohani.

Amsal berkata: “Hai anakku perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku, janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu, karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka” (Ams 4:20-22).

 Nasihat-nasihat yang baik, tidak saja mendatangkan kebaikan bagi Anda, tetapi juga menahan Anda untuk tidak terjerumus ke dalam berbagai hal buruk lainnya.


e. Hati harus diisi dengan Kristus

Yesus berkata: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, ia berbuah banyak” (Yohanes 15:5). Apabila Kristus di dalam hati Anda, Anda dapat menanggung segala perkara dan tidak salah menggunakan diri Anda bukan saja dalam hal-hal yang buruk, tetapi juga dalam hal yang sia-sia.


Jadi isilah hati Anda dengan kelima hal ini, supaya Iblis tidak beroleh peluang untuk masuk ke dalam diri Anda dan memperburuk Anda.



Kesimpulan

Iblis dan roh jahatnya, tidak dapat masuk ke dalam Anda untuk menghancurkan Anda, kecuali Anda membuka celah. Ada 8 celah bagi Iblis, yaitu: (1). Tidak berdoa; (2). Anda dan pasangan Anda saling berjauhan; (3). Iri hati (4). Sombong; (5). Dendam atau marah yang berlarut-larut; (6). Merencanakan yang jahat (7). Berambisi yang tidak sesuai kehendak Allah; (8). Hati Anda kosong atau tidak tersisi. Jika Anda berusaha menutup celah itu satu persatu, saya percaya, Iblis hanya akan menunggu-nunggu waktu yang tepat, tetapi ia tidak bisa masuk ke dalam Anda untuk mencuri, membunuh dan membinasakan Anda. *



Kiranya bermanfaat untuk Anda dan juga saya. Tuhan Yesus memberkati.


Oleh: 
Ps. Ayub Melkior

Rabu, 20 April 2016

TIGA ALASAN MENGAPA ORANG KRISTEN DIBENCI?



Bacaan: Yohanes 15:18-25


Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidak lebih tinggi dari pada Tuannya. Jikalalu mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu. Jikalau mereka telah menuruti Firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.” (Yoh 15:20).


Dalam perikop ini, Kristus berbicara mengenai KEBENCIAN, yang merupakan ciri dan sifat khas kerajaan Iblis, - Seperti juga kasih merupakan ciri dan sifat khas dari kerajaan Kristus -


Kebencian adalah hasrat menggelora yang membangkitkan rasa ketidak-sukaan, permusuhan atau antipati terhadap seseorang atau sesuatu hal. 

Kristus memperingatkan para pengikut-Nya tentang kebencian yang pasti akan mereka alami di dunia ini. Sebab “Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.”


Dalam peringatan-Nya, Yesus menunjukkan bahwa kebencian dunia terhadap murid-murid Kristus, dinyatakan dengan cara menganiaya pengikut-pengikut Kristus, menolak Injil Yesus yang murni; dan rasa tidak mengasihi atau tidak suka terhadap hamba-hamba Kristus.


Kebencian seperti ini bisa saja datang dari dalam kalangan orang Kristen sendiri, maupun dari luar Kristen. Pembenci ini disebut oleh Kristus sebagai “dunia”. Hal ini berarti, mereka adalah anak-anak dunia, -yang walaupun mungkin, mereka adalah orang Kristen-, namun jiwa dan hati mereka mengabdi kepada dunia ini, serta tidak mau memikirkan dunia lain, yaitu kekekalan. Ilah dunia ini menjadi kegemaran mereka dan mereka mengenakan citranya serta tunduk kepada kuasanya.


Sama seperti orang Yahudi, para pembenci ini bergabung menjadi satu hati dan satu jiwa, dengan keyakinan yang lain dari apa yang diajarkan Yesus. Dengan cara tersirat maupun tak tersirat, mereka menentang Kristus dan melawan Dia yang diurapi. Hati mereka menolak ajaran-Nya yang murni dan sebaliknya mempercayai kepala mereka sendiri.


Kristus berbicara mengenai hal ini dengan maksud, supaya para pengikut-Nya bersiap sedia menghadapinya, sebab Dia sendiri telah terlebih dahulu dibenci, maka Ia pun mengetahui bahwa orang-orang yang diberkati Kristus juga akan dibenci oleh dunia. Mereka yang menjadi kesayangan dan pewaris Sorga, tidak dikasihi oleh dunia ini. Begitulah permusuhan turun-temurun antara keturunan si Ular tua terhadap keturunan si Wanita. Apa yang membuat Kain membenci Habel? yaitu karena pekerjaannya yang benar. Esau membenci Yakub karena masalah berkat; Saudara-saudara Yusuf membenci Yusuf karena Ayahnya mengasihi dia; Saul membenci Daud karena Tuhan menyertai Daud; Ahab membenci Mikha karena nubuatan Mikha selaras dengan Firman Allah; demikian juga Yesus Kristus dibenci oleh orang-orang Yahudi karena Ia Anak Allah.“Memang setiap orang yang mau beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.” (2 Tim 3:12).


Nah, pertanyaan penting yang harus kita renungkan adalah: Mengapa Dunia membenci kita sedemikian rupa? Jika kita menjadi pengikut Kristus dan melakukan pekerjaan yang baik, mengapa dunia membeci kita? Jika kita mengasihi mereka; menginginkan agar mereka diselamatkan; berdoa bagi mereka agar mereka sejahtera; bahkan menyumbang dana untuk kebaikkan mereka; mengapa mereka membeci kita?


Dalam bacaan ini, sedikitnya ada 3 alasan Teologis yang menyebabkan kita sebagai pengikut Kristus, dibenci oleh “dunia".


1.      Karena Kita Bukan Milik Dunia

Yesus berkata:  
“Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” (Yoh 15:19).


Dunia membenci orang percaya; menganiaya orang Kristen; tidak mau mendengarkan ajaran Kristus, dan tidak suka terhadap para pengikut Kristus: Karena orang yang percaya kepada Kristus telah dipilih dari dunia dan ia bukan lagi milik dunia.


Dahulu, sebelum Yesus menemukan kita, kita adalah sahabat dunia. Kita budak dari ilah dunia, hidup menurut kemauan dunia bahkan kita takluk kepada dunia dengan segala hawa nafsunya. Hal ini membuat dunia berkawan dengan kita, senang dengan kita dan mengasihi kita. Namun sekarang Kristus telah menemukan kita; membebaskan kita; membawa kita keluar dari kegelapan dunia ke dalam terang-Nya, membersihkan kita dari karat-karat dosa dan menjadikan kita Anak-anak-Nya yang  mewarisi Sorga, maka dunia berbalik membenci kita. 

Ingatkah Saudara sewaktu bangsa Israel masih di Mesir? Firaun senang atas mereka dan mati-matian mempertahankan mereka karena mereka adalah budak-budaknya. Tetapi ketika Allah mulai membebaskan mereka dari perbudakan itu dan membawa mereka keluar dari Mesir, maka Firaun beserta orang-orang Mesir itu mengamuk dan mengejar mereka dengan sekuat tenaga. Hal yang sama berlaku bagi orang Percaya. Persis pada saat Anda ditebus oleh Kristus dan dibawa keluar dari kegelapan dunia ini, maka Anda bukan miliknya lagi, melainkan telah pergi kepada Allah dan tidak lagi tunduk pada kekuasaanya. Karena itulah, dunia membeci Anda.


Memang, kadang-kadang sebagai orang percaya, kita kekurangan hikmat Allah, sehingga bertindak sembrono dan mengakibatkan kita dibenci oleh orang-orang tertentu, tetapi baik-baiklah memperhatikan bahwa sebagian besar kebencian yang dunia lakukan terhadap kita adalah karena adanya kasih karunia besar yang telah kita terima melalui Yesus Kristus, yaitu pembebasan, pembenaran dan keselamatan. Karena itu, dunia membenci kita.

2.      Karena Di Atas Kepala Kita, Ada Nama Yang Berkuasa, Yaitu Nama Yesus.

Nama Yesus yang kita terima sewaktu dibaptis sebagai orang percaya, adalah nama yang berkuasa di langit dan bumi. Ini bukan Beta yang bilang. Yesus sendiri yang mengklaim diri-Nya demikian: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi." (lth. Mat 28:18). 
Dia adalah Yang berkuasa di atas maupun di bawah. Nama inilah yang menjadi algojo yang menghancurkan segala kuasa kegelapan. 

Alkitab menyaksikan bahwa di dalam nama Yesus setan takut, gelombang laut menjadi teduh, segala penyakit disembuhkan dan setiap lutut bertelut. Kita diampuni di dalam nama Yesus; diselamatkan di dalam nama Yesus dan menjadi Anak-anak Allah di dalam nama Yesus. Di dalam Dia kita dikaruniakan segala berkat rohani di dalam Sorga; di dalam Dia kita kudus dan tak bercacat di hadapan Allah. (lht Efesus  4:3-8).

Itulah sebabnya nama itu dibenci oleh "dunia". Setiap orang yang di dalam mulutnya ada nama Yesus; di dalam hatinya ada kasih Yesus, dan di atas kepalanya ia menjujung tinggi nama Yesus, tidak dikasihi oleh dunia melainkan dibenci. Yesus berkata: “Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu, karena nama-Ku.” (Yoh 15:21). Inilah inti kebencian dunia. Entah karena alasan apapun yang dibuat-buatnya, namun sumber utama dari kebencian itu adalah: Karena Anda menghormati nama Yesus.


Lihat saja di sekeliling Anda. Kehormatan-kehormatan yang Anda berikan bagi nama Yesus, kerap menuai penolakan dan perselisihan dari orang-orang yang pikirannya dibutakan oleh ilah dunia ini. Bahkan Anda bisa dibenci dan dijauhi orang hanya karena Anda terlalu menonjolkan nama Yesus. Alasannya sederhana saja, karena bagi mereka menghormati nama Yesus adalah "suatu kebodohan". Apa lagi jika demi kemuliaan nama Yesus Anda memilih untuk tidak mencintai dunia ini, seperti cinta uang, menjauhi sex bebas, tidak nakal, tidak mabuk-mabukkan, tidak melobangi jeans Anda, tidak tato Naga di tubuh Anda, dunia menganggap Anda konyol, kuper, tidak gaul. Ini merupakan ironi, tetapi begitulah dunia. Ia membeci apa yang dari Kristus dan mengasihi apa yang dari dunia.

 
Jadi alasan kedua mengapa Anda dan saya dibenci oleh dunia adalah karena nama Yesus yang kita miliki; yakini; dan hormati dengan sungguh-sungguh.



3.      Karena Mereka Tidak Mengenal Allah

Yesus berkata: 
Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu, karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.” (Yoh 15:21) – “Barangsiapa membenci Aku, ia juga membenci Bapa-Ku.” (Yoh 15:23).

Jadi mengapa Dunia membenci pengikut Kristus? Adalah karena kebutaannya terhadap Allah. Sudah lama Alkitab menulis: "Jika seorang berkata "Aku mengasihi Allah" dan ia MEMBENCI saudaranya, maka ia adalah PENDUSTA (Omong kosong, pura-pura beragama), karena barangsiapa tidak mengasihi  saudaranya yang dilihatnya, TIDAK MUNGKIN (MUSTAHIL) mengasihi Allah yang tidak dilihatnya." (1 Yoh 4:20).

Tidak peduli apa yang diklaim "dunia" tentang dirinya, fakta bahwa "dunia" membenci Kristus dan para pengikutnya adalah bukti kuat bahwa "tidak mengenal Allah" (Yoh 15:21). Paulus adalah saksi hidup mengenai hal ini. Jauh sebelumnya, dia kira apa yang diperbuatnya adalah "Giat bekerja bagi Allah" (Kis 22:3), yaitu dengan cara "mau membinasakan barangsiapa yang memanggil Nama Yesus" (Kis 9:21). Ia sendiri mengakui bahwa: "Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati." (Kis 22:4) . Tetapi di tengah perjalanan menuju Damsyik, tiba-tiba ada sebuah cahaya yang lebih terang dari Cahaya Matahari, turun dari langit dan meliputi dirinya (Kis 26:12-13). Dari dalam cahaya itu, ada suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?..Akulah Yesus yang kau aniaya itu" (Kis 9:4-5, 26:14-15). Dan peristiwa itu menjadikan dia bertobat dan berbalik kepada Allah, lalu melayani Yesus Kristus.



Jika manusia mengenal Allah yang benar ia tidak mungkin membenci Yesus. "Sebab Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh 10:30). Jika ia tidak membenci Kristus, ia tidak mungkin menolak ajaran-Nya, dan menganiaya para pengikut Kristus.

Tetapi karena mereka tidak mengenal Allah yang benar, atau dengan lain kata, salah kaprah tentang Pribadi Allah, maka apapun yang dikerjakan Allah, entahkah itu mengutus Kristus untuk keselamatan mereka, mengutus para pengikut Kristus untuk menuntun mereka melalui ajaran Injil yang murni, atau melalui karya Allah dalam kehidupan nyata para pengikut Kristus, semua itu mereka tolak, mereka benci dan mereka abaikan.

Lebih jauh dari itu, Yesus menjelaskan bahwa: Membenci Kristus berarti menolak Allah sebagai pihak yang berinisiatif untuk menjelma menjadi manusia dan menjadi uluran tangan-Nya untuk membawa manusia pada keselamatan. (lht Yoh 15:20).

Jadi jika Kristus dan pengikutnya dibenci, hal itu bukanlah karena Yesus Kristus adalah penyesat, melainkan para pembenci itulah yang tersesat. Persis seperti anak kecil membuang selembar uang  5000 yang asli, dan menginginkan 100. 000 yang palsu, karena ia tidak tahu manakah uang yang asli. Demikianlah dunia membenci Kristus dan pengikutnya, karena mereka tidak mengenal siapa Allah yang sesungguhnya.


Lalu apa yang seharusnya pengikut Kristus perbuat, saat ia dibenci, dianiaya dan ditolak oleh dunia?


1.     Pahami sebagai kejadian yang sudah terjadi terlebih dahulu.

Maksudnya adalah ketika kita dibenci, dianiaya, atau tidak didengarkan, tak perlu heran, atau merasa tidak adil, melainkan terimalah itu dengan pemahaman bahwa hal itu memang haruslah terjadi. Yesus berkata: “Jikalau dunia membenci kamu, INGATLAH bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” (Yoh 15:18).

Jadi dibenci dunia, bukanlah kejadian luar biasa melainkan kejadian biasa saja, yang sudah sering terjadi sejak dahulu.


2.      Pahami bahwa sebagai Murid, kitapun harus menderita.

Ketika Anda dan saya dibenci, dianiaya, atau tidak didengarkan, jangan berpikir bahwa: “seharusnya aku tidak mengalami seperti ini”. Tidak. Kita memang harus menderita karena kita bukan Tuan melainkan hamba. Anda dan saya adalah hamba-Nya Tuhan, bukan Tuan-Nya Tuhan. Jadi kita di bawah Tuan bukan di atas-Nya.

Yesus berkata: “Ingatalah apa yang telah Kukatakan kepadamu: “seorang hamba tidak lebih tinggi dari tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.” (Yoh 15:20).

 Kalau Yesus yang adalah Tuan kita, menderita karena dibenci, masakkan Anda dan saya sebagai hamba-Nya merasa aneh atau tidak wajar jika kitapun mengalami derita karena dibenci? itu wajar! Jadi terima itu sebagai Salib kita.

3.      Pahami bahwa kebencian mereka terhadap kita adalah suatu dosa.

Yang saya maksud di sini adalah: Jangan terkecoh lalu  berpikir untuk mengubah arah iman Anda dari Yesus, hanya karena mereka membenci Anda. Jika Anda mengatakan apa yang benar-benar Yesus ajarkan dan dunia tidak mau mendengarkan Anda, tak perlu merasa bersalah, seolah-olah Anda berada di pihak yang salah dan merekalah yang benar. Tidak perlu! 

Pandanglah pendapat, sikap, dan cara-cara mereka sebagai suatu dosa dan bukan kebenaran. Yesus katakan: “sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka! Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku.” (Yoh 15:22).

Jadi tindakan membenci Yesus dan ajaran-Nya berserta para pengikut-Nya, adalah salah dan dosa yang tak ter-elakan. Hal itu bukanlah suatu "kebenaran lain" yang berbeda dan tidak sama dengan kita, melainkan suatu dosa yang nantinya akan dihakimi dengan keras.

Mungkin "dunia" akan berpikir mereka tidak membenci Yesus Kristus, mereka hanya tidak suka dengan orang Kristen. Itu dusta dari Iblis. Sebab Yesus dengan terus terang berkata: "Jikalau mereka telah menuruti Firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.” (Yoh 15:20).


Kesimpulan

Bila ada di antara saudara yang mungkin mengalami kebencian-kebencian dari dunia ini, jangan panik. Tetapi sadarilah bahwa hal itu terjadi karena Anda sudah dipilih Yesus dan bukan lagi milik dunia ini. Kedua; karena di atas kepala Anda ada Nama Yesus yang berkuasa. Ketiga; karena para pembenci itu tidak mengenal Allah.

Oleh sebab itu, tabahkanlah hati Anda dan terima perlakuan mereka sebagai kejadian yang memang sudah terjadi dari dulu; kemudian terima itu sebagai bagian dari iman kita kepada Yesus bahwa kita pun harus menderita karena kita ini adalah hamba, dan kemudian pandang perbuatan mereka sebagai dosa sehingga Anda tidak perlu beralih iman dari Yesus dan mengikuti mereka.

***
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di Sorga. Sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi sebelum kamu.” (Mat 5:11-12).

Berbahagialah kamu jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.” (1 Pet 4:14).


Kiranya bermanfaat untuk Anda dan juga saya. Tuhan Yesus memberkati Anda. Amin.



Oleh: Ps. Ayub Melkior, S. Th



Tulisan ini memiliki Hak Cipta, dan tidak diperkenankan untuk mengambil, mengutip, dan mengcopi, tanpa menuliskan nama penulis atau sumber penulisan.