Sabtu, 27 Agustus 2022

KEHIDUPAN TEOKRATIS DALAM KITAB ULANGAN (2)








Panggilan Untuk Taat
 


A. Anjuran

“Hai umat Israel, dengarlah...” (Ul 4:1).

Allah menuntut perhatian umat-Nya supaya “mendengarkan”; “memperhatikan”, sebab betapa perlunya untuk menaati perintah-perintah Allah yang disampaikan. Apa yang perlu didengarkan oleh umat Tuhan ialah:

1. Ketetapan

“Dengarlah ketetapan” (Ul 4:1). Istilah “ketetapan” diambil dari kata “huqqim” yang artinya “memahat”, dan dengan demikian menunjuk kepada peraturan-peraturan kelakukan yang tetap, yang diperintahkan oleh Allah, melalui hamba-Nya selaku pemegang kuasa, bagi bimbingan perorangan maupun masyarakat.

2. Peraturan (TL “undang-undang)

“Dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu..” (Ul 4:1).  Peraturan adalah keputusan pengadilan yang diadakan oleh hamba Allah sebagai pemegang kuasa atau karena adat istiadat yang dipakai sebagai teladan di masa depan, bagi bimbingan para hakim atau pemimpin-pemimpin yang mengepalai umat Allah.

Fungsi mendengarkan ketetapan dan peraturan-peraturan Allah adalah: “untuk dilakukan” (Ul 4:1b). Jadi baik ketetapan maupun peraturan, haruslah didengarkan oleh umat Allah, sehingga mereka bertindak hati-hati supaya tidak meleset dari padanya atau melakukan hal yang yang berbeda dari padanya.

Tujuannya adalah: “Supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu” (Ul 4:1c). “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.” (Mat 4:4). Firman Tuhan adalah “roti hidup” (Ul 8:3); dan Firman itu menunjukkan jalan kepada hidup yang kekal (Mat 19:17; Yoh 6:63).

B. Larangan

Selain dituntut melalui anjuran untuk mendengarkan ketetapan dan peraturan Allah, umat Allah juga diberikan larangan-larangan, penting untuk ditaati. Apa yang dilarang adalah:

1.   Jangan menambahi Perintah Tuhan

“Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu” (Ul 4:2). Perintah Allah, yang walaupun disampaikan melalui hamba-Nya, berbeda secara tajam dengan kata-kata manusia. Perbedaan ini juga ditekankan oleh Kristus (Mat 5:17-19; 15:6). Apa yang merupakan Firman Allah, adalah wahyu dari Allah, memiliki roh dan berkuasa untuk menghancurkan maupun menghidupkan. Karena itu, “janganlah kamu menambahinya”, yaitu tidak boleh mengadakan perubahan makna asasi yang berguna bagi kesusilaan manusia.

2.   Jangan mengurangi Perintah Tuhan

“Janganlah kamu menguranginya” (Ul 4:2b). Oleh karena perintah itu berasal dari Allah dan hamba Allah yang menyampaikannya hanyalah merupakan penyambung lidah Allah, maka “Janganlah kamu menguranginya”, yaitu meniadakan bahkan satu titik saja pun, atau memandangnya lebih rendah dari hikmat atau pendapat manusia. Yesus menegaskan hal yang sama bahwa: ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu, siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.” (Mat 5:18-19). 

Tujuannya adalah “Supaya kamu berpegang pada perintah Tuhan Allahmu”(Ul 4:2c). Artinya, supaya umat Allah tidak menggantikan kebenaran Allah dengan dusta (Rom 1:23), melainkan apa yang umat Allah yakini atau imani, benar-benar adalah kebenaran Allah dan bukan tipu rekaan hati manusia, dan dengan demikian iman umat Allah bukan digantungkan kepada hikmat manusia melainkan kepada kekuatan Allah (1 Kor 2:4-5).

C. Peringatan

Umat Allah diperingatkan oleh hamba Allah kepada apa yang mereka lihat (Ul 1:19; 3:21; 4:3; 7:19; 11:7; 29:2, 3); mereka dengar (Ul 4:12; 5:23); dan yang mereka ketahui (Ul 7:15). Apa yang diperingatkan kepada umat Allah adalah:

1.    Baal Peor

“Matamu sendiri telah melihat apa yang diperbuat Tuhan mengenai Baal Peor, sebab Tuhan Allahmu, telah memunahkan dari tengah-tengahmu semua orang yang mengikuti Baal Peor, sedangkan kamu semua yang berpaut pada Tuhan, Allahmu, masih hidup pada hari ini.” (Ul 4:3-4). Baal Peor adalah dewa kafir yang disembah di Peor (Bdk Ul 3:29). Baal adalah kepala dari para ilah Kanaan dan disembah di bawah nama yang berbeda-beda, di bermacam-macam tempat. Penyembahan kepada Baal Peor, atau penyembahan yang dilakukan oleh orang Kanaan sangat berdasarkan hawa nafsu, sehingga bersifat tidak sosila dan merusak akhlak (Bdk Hos 9:10). Umat Allah diperingatkan untuk mengingat apa yang Allah perbuat kepada Baal Peor beserta para penyembahnya, yaitu memunahkan mereka, agar mereka jangan sampai tergoda untuk menyembah berhala yaitu menaruh harap kepada kekuatan mereka sendiri; atau kepada suatu dewa lain, atau patung berhala berupa apapun, selain dari Tuhan Allah saja. Hal ini ditekankan sekali lagi dalam Ul 4:15-20.

2.    Ingat Ketetapan dan Peraturan

“Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negri yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.” (Ul 4:5).

Umat Allah diperingatkan untuk mengingat ketetapan dan peraturan yang telah diajarkan atau disampaikan oleh Allah melalui hamba-Nya. Mereka tidak boleh hanya mendengarkannya dengan gembira hati, lalu kemudian melupakannya, atau pun mengaguminya dengan sangat tetapi kemudian mengesampingkannya begitu saja,  melainkan harus menaruhnya di dalam ingatan-ingatan mereka, dan terus bertekun dalam mengingat atau merenungkannya dan senantiasa berhati-hati agar jangan sampai melupakannya.

Tujuannya adalah “Supaya kamu melakukan yang demikian”. Umat Allah harus mengingat ketetapan dan peraturan-peraturan Ilahi, yang diwahyukan kepada hamba Allah melalui proses yang susah payah, agar mereka melakukan persis seperti ketetapan dan perintah itu, tidak lain dari padanya atau kurang dari itu atau berlebih-lebihan dari pada itu.

Cara melakukan perintah Allah adalah: “Lakukanlah itu dengan setia...” (Ul 4:6), yaitu terus melakukannya demikian, dan jangan hanya beberapa kali lalu kemudian berhenti dan tidak lagi melakukannya. Alasanya adalah: Karena itulah kebijaksanaan atau hikmat umat Allah.“Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa, yang pada waktu mendengar ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.” (Ul 4:6b).

Yesus menenakan hal yang sama bahwa: “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana.” (Mat 7:24). Kehormatan umat Allah di hadapan manusia ialah melakukan perintah Tuhan dengan setia.

3.    Waspada Supaya Jangan Lupa

“Waspadalah dan berhati-hatilah supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu.” (Ul 4:9; Bdk 1 Tim 4:16). Kelangsungan hidup tergantung kepada mengingat akan perjanjian Allah kepada umat-Nya dan setia kepada perjanjian itu. Karena itu, di sini umat Allah diperingatkan dengan sungguh-sungguh untuk tidak melupakan perjanjian Sinai itu. Mereka harus mengingat asas-asas sifat rohani Allah, bahwa Ia membenci penyembahan berhala serta membenci ketidak-taatan.

Tugas mengingat ini, mati-matian ditekankan baik secara positif maupun negatif (Ul 4:23; 31; 5:15; 6:12; 7:18; 8:2; 11, 14, 19; 9:7; 15:15; 16:3,12; 24:9; 18, 22; 25:17; 32:7). Dan ditambahkan dengan perintah untuk mengajarkannya dan mencatat,  sebagai suatu cara yang membantu untuk mengingatnya, sehinga dengan demikian diletakkan dasar bagi sebuah pengumpulan Kitab Suci. “Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu” (Ul 4:9c). 

4. Kenangan di Horeb, harus disampaikan kepada keturunan umat Allah (Ul 4:10).  Kenangan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:

-          Dihubungkan dengan Perjalanan dari Mesir ke Sinai

-          Pemberian Hukum di Sinai

-          Perjalanan dari Horeb ke Kadesy

-          Peristiwa-peristiwa yang terjadi 2 tahun terakhir.

Kenangan kelompok kedua, mengisi Ulangan Pasal 5, 6, 9, dan 10, yang menunjuk kepada perjanjian, Dasa Firman, kemurtadan anak lembu emas, pemberian loh-loh untuk yang kedua kalinya dan pengkhususan suku Lewi.  Setiap pokok-pokok ini ditekankan sebagai unsur-unsur yang harus dipelihara oleh umat Allah dalam hubungan perjanjian antara Allah dengan mereka. Alasannya adalah: Karena “Tuhan telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi. Dari Mesir untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini.” (Ul 4:20).


Kesimpulan

“Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik  keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ul 4:39-40).


Oleh: Ps. Ayub Melkior, S. Th


Tulisan ini memiliki Hak Cipta, dan tidak diperkenankan untuk mengambil, mengutip, atau mengcopi, tanpa menuliskan nama penulis atau sumber penulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih