Berdoa
adalah sarana yang Allah sediakan bagi kita untuk berbicara dengan Dia. Melalui
doa kita menyampaikan permohonan kita kepada Allah dan mengharapkan Dia dan
belas kasihan-Nya untuk memberikan apa yang kita minta dari Dia.
Jika
saya bertanya pada Anda: "Apakah semua doa kita tidak dijawab oleh Tuhan?"
Tentu jawabannya adalah: Tidak! Sebab banyak orang telah menerima jawaban doa dari Tuhan.
"Kalau begitu, apakah semua doa kita dijawab oleh Tuhan?" Jawabannya juga adalah: Tidak! Sebab ada juga banyak doa yang tidak dikabulkan Tuhan (lht Yak 4:3).
Kebenaran tentang doa adalah bahwa tidak semua doa kita dijawab oleh Tuhan. Hanya doa yang berkuasa, itulah yang dijawab oleh Tuhan. Oleh sebab itu, adalah perlu untuk kita memahami bagaimana kita berdoa dan doa kita memiliki kuasa, dalam arti dapat dikabulkan oleh Tuhan.
"Kalau begitu, apakah semua doa kita dijawab oleh Tuhan?" Jawabannya juga adalah: Tidak! Sebab ada juga banyak doa yang tidak dikabulkan Tuhan (lht Yak 4:3).
Kebenaran tentang doa adalah bahwa tidak semua doa kita dijawab oleh Tuhan. Hanya doa yang berkuasa, itulah yang dijawab oleh Tuhan. Oleh sebab itu, adalah perlu untuk kita memahami bagaimana kita berdoa dan doa kita memiliki kuasa, dalam arti dapat dikabulkan oleh Tuhan.
Kitab Suci memberitahu kita bahwa: “Doa orang yang benar, bila dengan yakin
didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:16).
Dari penggalan kebenaran ini, kita menemukan Tiga (3) hal yang menjadikan doa kita
berkuasa atau dijawab Tuhan.
Pertama; Berdoa dan Bukan Melapor.
Yakobus menyebut hal yang bila dengan yakin didoakan, maka akan sangat besar kuasanya adalah: Doa, dan bukan laporan. Ada beda nyata antara berdoa kepada Allah dan melapor kepada Allah. Melapor adalah memberitahu Allah tentang segala sesuatu yang terjadi dengan kita dan yang kita perlukan, dari apa yang dapat kita ingat.
Pendoa
bertipe pelapor, hanya berbicara kepada Allah tanpa melibatkan kehendaknya. Ia
memberitahu Allah tentang sesuatu supaya Allah mau, Allah ingin dan Allah rindu untuk memberikannya, tetapi ia sendiri tidak “merindukan” apa yang ia minta. Pendoa seperti ini,
hanya menginformasikan saja kepada Allah, tanpa betul-betul menghendaki,
menginginkan dan merindukan apa yang ia minta melalui mulutnya kepada Allah.
Misalnya
ia berdoa meminta kesembuhan bagi tetantangga yang sedang sakit. Hatinya tidak
benar-benar merindukan agar tetangganya sembuh dan sehat. Ia hanya melapor saja
kepada Allah bahwa orang itu sakit dan meminta tolong agar Allah mau menyembuhkan,
tetapi ia sendiri tidak betul-betul merindukan agar orang itu sembuh. Bahkan
kadang-kadang, pikirannya pun tidak dilibatkan dalam berdoa. Mulutnya bicara lain,
pikirannya memikirkan hal lain. Ia bisa saja berkata: “Berilah kesembuhan
kepada ibuku.” Namun pikirannya berpikir tentang jemuran di tali, kambing di
kandang, Ayam di dapur dan lainnya. Ini bukanlah doa!
Berdoa
adalah berbicara kepada Allah dari diri Anda, yaitu tubuh, jiwa dan roh Anda. Setiap kata yang Anda utarakan kepada Allah, harus
berasal dari: 1). Roh atau batin Anda, dan 2). Disadari oleh jiwa, yaitu pikiran,
perasaan serta kehendak Anda, serta 3). Didukung oleh sikap tubuh Anda. Paulus berkata: “Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa
juga dengan akal budiku.” (1 Kor 14:15). Demikian juga, Alkitab telah mengatur
bahwa berdoa haruslah disertai dengan sikap tubuh tertentu. Misalnya:
1). Menadahkan tangan. Alkitab katakan:
“Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana
orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang
suci , tanpa marah dan tanpa perselisihan.” (1 Tim 2:8).
2). Berlutut. Firman Tuhan berkata: “Kemudian
Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu
jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya..” (Luk 22:41). “Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan
berdoa. Kemudian ia berpaling ke
mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah. "
Lalu Tabita membuka matanya dan
ketika melihat Petrus, ia bangun lalu
duduk.” (Kis 9:40).
3). Merebahkan badan ke tanah atau Sujud.
Alkitab berkata: “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya....” (Mat 26:39).
Memang,
hal-hal ini bukanlah suatu hal yang statis, tetapi juga penting dalam doa. Anda
tidak harus menggunakan ketiganya secara serentak dalam berdoa, tetapi Anda
bisa memilih salah satu dan menggunakannya, ketimbang berdoa dengan tidak
beraturan sama sekali.
Misalnya Anda membuka tangan, atau berlutut sambil mengatupkan jari-jari Anda, atau sujud ke bawah sambil mengulurkan kedua tangan. Elia begitu. Alkitab katakan: “Elia naik ke puncak gunung karmel, lalu ia membukuk ke tanah dengan mukanya di antara kedua lututnya.” (1 Raj 18:42). Kemudian Yakobus memuji Elia, katanya: ”Elia adalah manusia biasa sama seperti kita dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa supaya hujan jangan turun dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.” (Yak 5:17-18).
Misalnya Anda membuka tangan, atau berlutut sambil mengatupkan jari-jari Anda, atau sujud ke bawah sambil mengulurkan kedua tangan. Elia begitu. Alkitab katakan: “Elia naik ke puncak gunung karmel, lalu ia membukuk ke tanah dengan mukanya di antara kedua lututnya.” (1 Raj 18:42). Kemudian Yakobus memuji Elia, katanya: ”Elia adalah manusia biasa sama seperti kita dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa supaya hujan jangan turun dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.” (Yak 5:17-18).
Jadi selain
melibatkan roh dan jiwa, juga harus ada sikap tubuh dalam berdoa, karena Musa,
Elia, Yesus, Para murid, bahkan Paulus, semuanya berdoa dengan suatu sikap
tubuh dan Doa mereka disebut sebagai “Doa yang sungguh-sungguh”.
Saat
Anda berkata-kata kepada Allah dari dalam roh atau batin Anda, seraya disadari
oleh pikiran, dihayati oleh perasaan dan dirindukan oleh kehendak Anda, serta
didukung oleh sikap tubuh Anda, maka perkataan Anda adalah sebuah doa sungguh-sungguh
yang mengandung kuasa, seperti doa-doa Elia dan para hamba Tuhan lainnya.
Kedua; Menjadi Orang Benar.
Hal kedua yang menjadikan doa Anda berkuasa adalah, menjadi orang benar. Yakobus berkata: “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:16).
Hidup
saleh, yaitu berpikir yang kudus, melihat yang baik, mengucapkan yang benar,
berhati tulus, adalah keunggulan yang membuat doa Anda didengar oleh Tuhan yang Kudus. Alkitab
berkata: "Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya
kepada teriak mereka minta tolong." (Maz 34:16). Memang, kita semua dilihat
dan didengar oleh Tuhan, tetapi orang yang memilih berbuat yang benar “diperhatikan”
oleh Tuhan. Doanya akan dikabulkan dan masalahnya akan ditangani oleh Allah.
Lihat
saja, Yesus dalam hidupnya sebagai manusia, Ia sama seperti kita, kecuali satu
hal, yaitu Ia tidak pernah berbuat dosa. Dan oleh karena kesalehan-Nya, doa-doa-Nya yang
dipanjatkan kepada Bapa di sorga, dikabulkan oleh Bapa di Sorga. Alkitab
katakan: “Dalam hidup-Nya sebagai
manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada
Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya
Ia telah didengarkan.” (Ibr 5:7). Kesalehan
hidup membuat doa Anda besar kuasanya.
Persoalan
seringkali kita tidak didengarkan oleh Allah adalah, karena mulut kita bicara
kotor, dolak-dalik, berbohong dan suka melukai perasaan orang lain. Pikiran
kita erotis, najis, jahat dan hati kita menyimpan kepahitan, sakit hati, dendam
dan niat jahat terhadap orang lain. Yesaya menyebutnya “Dosa dan Kejahatan”, dan memberitahu kita bahwa "itulah" yang menghalangi doa kita kepada Tuhan. Nabi itu berkata:
“Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan
pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang
merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala
kejahatanmu dan yang membuat
Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yes 59:1-2).
Hal-hal
jahat yang diam-diam Anda buat di dalam kamar tertutup dan diam-diam Anda
pikirkan tanpa ketahuan orang lain, mereka hidup seperti arwah dan menjadi
perintang atas doa-doa Anda.
Karena
itu supaya doa Anda besar kuasanya, jadilah orang yang saleh dan hiduplah
sebagai orang benar. Jangan bicara kotor dengan mulut Anda, tetapi ucapkalah
kata-kata yang baik dan benar. Jangan berpikiran erotis dan negatif dalam
pikiran Anda, tetapi sebaliknya pikirkanlah yang kudus, yang baik, yang suci,
yang murni dan yang positif. Jangan
menyimpan kepahitan, amarah, sakit hati di dalam hati Anda, tetapi sebaliknya,
koleksilah di dalam hati Anda janji-janji Allah, nasihat-nasihat yang membangun
iman dan biarkan itu bersesak-sesakkan
di hati Anda.
Robek
saja poster-poster telanjang yang tertempel di kamar dan buang ke sampah; hapus
foto-foto erotis dari HP ataupun komputer Anda dan bersihkan semuanya dari pikiran Anda. Tahan
kuat-kuat bibir mulut Anda supaya jangan berbohong atau mengucapkan kata-kata
yang jorok. Kepahitan dan berbagai sakit hati yang Anda lem di
hati Anda, buka semuanya dan ganti dengan maaf dan sukacita.
Dengan
membersihkan diri Anda dari kejahatan di dalam hati dan dari berbagai dosa
dalam perbuatan, Anda menjadi orang yang saleh dan doa Anda akan sangat besar
kuasanya. Dia akan mendengarkan Anda dan pasti segera menolong Anda. Kitab suci
menjamin bahwa: “TUHAN itu jauh dari
pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.”
(Ams 15:29).
Ketiga; Berdoa Dengan Yakin.
Pada saat Anda berdoa, janganlah hanya bersuara, tetapi setiap kata-kata yang Anda utarakan dalam doa, ucapkanlah semuanya itu dengan keyakinan yang kuat. Ini bukan ngotot dengan tenaga, tetapi mempercayai sungguhan bahwa apa yang Anda ucapkan dalam doa adalah benar dan layak serta pasti diterima oleh Allah.
Mungkin
Anda berkata: “Dari mana kita tahu apa yang kita ucapkan dalam doa adalah benar
dan layak dan pasti diterima oleh Allah?" Tahunya dari Tiga alasan utama:
Pertama;
Karena apa yang Anda minta, memang dijanjikan oleh Allah. Bacalah Alkitab dan
lihat apa saja yang dijanjikan oleh Allah, kemudian mintalah hal-hal itu dalam
doa Anda. Misalnya kecukupan makanan dan minuman setiap hari. Hal itu
dijanjikan oleh Tuhan bagi kita, jadi mintalah! Saat Anda mengatakan: “Bapa di
Sorga, berikanlah kecukupan makanan dan minuman bagi kami sekeluarga pada hari
ini”, jangan ragu-ragu lagi, tetapi ucapkanlah itu dengan penuh keyakinan bahwa
Allah pasti memberikannya bagi Anda.
Jangan
meminta apa yang Tuhan tidak janjikan. Misalnya, meminta agar Suami orang lain
dibuat Tuhan menjadi Suami Anda. Itu ngawur.
Allah tidak menjanjikan yang demikian.
Kedua;
Karena apa yang Anda minta tidak bertentangan dengan sifat-sifat Allah. Mintalah hal-hal yang sesuai dengan
sifat-sifat Allah. Misalnya, Anda berdoa: “Ya Tuhan, kasihanilah ibuku yang
sedang sakit perut dan berikalah kesembuhan baginya.” Nah, Kasih adalah sifat
Allah, jadi mintalah demikian!
Jangan
meminta yang tidak sesuai dengan sifat Allah. Misalnya: “Tuhan kutukilah Arnol
karena ia telah mengkhianatiku dengan berselingkuh di belakangku.” Itu tidak
benar! Sebab Allah tidak mempunyai sifat jahat seperti itu.
Ketiga;
Karena apa yang Anda minta memang masih berada dalam kasih karunia Allah. Artinya
begini: Anda meminta hal-hal yang memang sedang disediakan atau akan disediakan oleh
Allah; dan bukan yang sudah disediakan atau sudah dilakukan oleh Allah. Misalnya,
Anda meminta: “Tuhan buatlah Matahari terbit besok pagi.” Itu tidak perlu!
Karena hal itu telah disediakan atau diadakan oleh Allah. Mintalah hal-hal yang
sedang disediakan atau yang akan disediakan oleh Allah.
Wawasan
Anda dalam memahami layak-tidaknya
kata-kata doa Anda, sepenuhnya terletak di dalam pengenalan Anda terhadap
Firman Tuhan dan pengenalan Anda terhadap Allah. Semakin Anda rajin membaca
Alkitab, semakin Anda berhikmat untuk membedakan manakah yang dikehendaki Allah
untuk Anda doakan dan mana yang tak layak Anda sebutkan dalam doa. Ini
menentukkan seberapa kuat keyakinan Anda. Jika Anda samar-samar mengenai apa
yang Anda katakan dalam doa, antara apakah itu layak atau tidak, maka keyakinan
Anda pun ikut melemah. Iman selalu timbul dari Firman Allah.
Tetapi
apabila Anda cukup peka untuk tahu bahwa apa yang Anda doakan adalah layak dan
benar, maka keyakinan Anda besar dan dengan demikian Anda telah berdoa dengan
iman. Ini menjadikan doa Anda sangat berkhasiat. Yesus berkata: “Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."
(Mat 21:22); “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu
telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Mark 11:24). Jadi berdoalah dengan iman atau
keyakinan, maka doa Anda besar kuasanya.
Kesimpulan
Jadi doa yang berkuasa dapat dimiliki oleh setiap orang Kristen. Asalkan: 1). Berdoa sungguh-sungguh, yaitu bukan hanya melapor, tetapi betul-betul berbicara kepada Allah dari dalam roh atau batin Anda, sambil didukung oleh sikap tubuh. 2). Hidup sebagai orang benar, yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang najis dan berdosa. 3). Berdoa dengan yakin, yaitu percaya sungguhan bahwa apa yang diucapkan dalam doa adalah benar dan layak serta pasti diterima oleh Allah.
Dengan
menerapkan ketiga hal ini, maka doa kita menjadi doa yang didengar dan dikabulkan
oleh Allah. Amin...!
Kiranya bermanfaat untuk Anda dan juga saya. Tuhan Yesus memberkati.
Oleh:
Ps. Ayub Melkior