"Percayalah kepada
TUHAN dengan segenap hatimu,
dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”
Amsal 3:5
Ayat ini memberitahu bahwa, dalam
menjalani kehidupan ini, kita dilarang untuk mengandalkan pengertian kita, yakni
keahlian, pengetahuan dan perkiraan-perkiraan akal kita sendiri. Walaupun kita
mempunyai pengetahuan yang banyak, baik, tinggi dan benar, namun kita diminta
untuk tidak mempercayainya sedemikian rupa, seolah-olah dengan pengetahuan itu,
kita mampu menyokong diri kita sendiri dan mampu menyelesaikan semua tugas,
tanpa bantuan lain. ”Jangan!” katanya. Melainkan
kita harus menaruh kepercayaan kepada satu pribadi, yaitu Tuhan. Meskipun mata
kita tak pernah melihat wajah dan rupa-Nya, namun kita diminta untuk yakin dan berserah diri kepada Dia, dalam
segala urusan-urusan hidup kita.
Kita tahu bahwa
Tuhan ingin kita percaya kepada Dia dan jangan mendalkan pengertian kita
sendiri, tetapi seringkali kita gagal, karena kita merasa tidak menemukan
alasan, mengapa kita harus percaya kepada Tuhan? Seseorang akan berkata dalam
hatinya: “Ah...tidak penting untuk percaya kepada Tuhan.” Lainnya lagi akan
berkata: “Percaya sih percaya, tapi faktanya apa?” Dan beberapa lagi akan
berkata: “Biasanya percaya pun tidak terjadi apa-apa kok.” Yang saya maksud
adalah, sepertinya kita mempunyai alasan-alasan kuat, yang mengagalkan kita
untuk percaya kepada Tuhan. Faktor mendasar dari hal ini adalah, karena kita
tidak mengetahui alasan yang benar, mengapa kita seharusnya percaya kepada
Tuhan dan tidak mengandalkan pengetahuan kita sendiri.
Saya sadar betul, bahwa apabila kita
menemukan alasan yang benar untuk percaya kepada Tuhan, hal itu bisa
menundukkan rasio atau akal kita dan mampu mendorong keyakinan kita timbul ke
atas, sehingga kita bisa yakin dan berserah diri kepada Tuhan dan bukan lagi bersandar
kepada pengetahuan, keahlian, dan pertimbangan kita sendiri.
Nah,
pertanyaannya adalah: Lalu apa alasan yang benar, mengapa kita harus percaya
kepada Tuhan? Alkitab menunjukkan 4 (Empat) Alasan, mengapa kita harus percaya
kepada Tuhan dan jangan mengandalkan keahlian dan perkiraan-perkiraan kita.
Pertama;
Karena ada hal-hal baik yang Allah
sediakan bagi kita secara irasional (Melampaui
akal kita atau tak pernah tersebit di
dalam Indra-indra kita).
Alkitab
katakan: “Apa yang tidak pernah dilihat
oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah timbul di
dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah bagi mereka yang mengasihi
Dia.” (1 Kor 2:9).
Akal
atau pengertian kita hanya mampu menghasilkan sesuatu sejauh informasi yang
kita peroleh; itu pun jikalau memang digunakan dengan efektif. Sementara itu,
Allah menyediakan hal-hal baik yang tidak pernah terlihat sebelumnya oleh mata
kita, tak pernah terdengar oleh telinga kita, dan tak pernah timbul di dalam
keinginan.
Sahabat
saya Ps. Jimmy Gideon, pernah mengatakan: “Tidak pernah terbesit dalam pikiran
saya, untuk menjadi seorang hamba Tuhan. Tetapi hari ini, saya diwisuda
sebagai Sarjana Teologi.” Ibu Rachminati Kusumaningrum, seorang rekan saya yang
dulunya non Kristen, pernah mengatakan: “Di luar nalar saya, untuk menjadi
seorang Kristen dan orang yang diselamatkan Tuhan Yesus, apa lagi menjadi seorang
pelayan Tuhan.” Pdt. Ir. Niko pernah mengatakan: “Tidak pernah terbesit dalam
pikirannya untuk menggembalakan jutaan umat Tuhan.” Beliau bahkan menciptakan
puji-pujian kepada Tuhan, yang kita kenal dengan lirik: “Siapakah Aku Ini
Tuhan”. Demikian juga, orang-orang Kristen lainnya mengalami hal yang sama.
Sudah
sering terjadi bahwa ada hal-hal baik yang disediakan Allah bagi kita,
melampaui –pengertian-pengertian kita. Dia dapat memberi kepada Anda suatu hal
baik yang belum pernah terlihat sebelumnya oleh mata Anda, tak pernah terbesit dalam
pikiran Anda, tak pernah timbul di dalam keinginan Anda, bahkan tak pernah
terdengar di telinga Anda. Oleh sebab itu, jangan andalkan pengertian kita, melainkan
percaya pada Allah, sebab dari total umur hidup Anda, ada hal-hal ajaib yang
disediakan Allah bagi Anda dan itu benar-benar melampaui pengertian Anda.
Kedua; Karena Dia-lah yang dapat
melakukan jauh lebih banyak dari yang kita doakan.
Kita
bisa memperhitungkan sesuatu dengan akal kita, mendoakannya dan menghasilkan yang
baik, tetapi Tuhan dapat melakukan kepada kita lebih besar dan lebih banyak
dari itu.
Alkitab berkata: “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang
kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari
kuasa yang bekerja di dalam kita.” (Ef 3:20).
Lihat
saja, kisah Maria dan Marta. Mereka meminta kesembuhan
bagi Lazarus, saudaranya, tetapi Yesus menjawab doa mereka dengan memberikan kebangkitan dari kemaatian. Mereka ingin
Lazarus jangan lagi merasakan kesakitan
di atas pembaringan, tetapi Yesus bahkan memberikan kehidupan dari dalam kuburan. (lht. Yoh 11:1-44).
Demikian
juga, hari ini ada sejumlah orang Kristen yang mengalami perbuatan Tuhan yang
melebihi doa, cita-cita, bahkan upaya terbaik mereka. Seorang pemuda Kristen
bercerita dalam kesaksiannya bahwa ia meminta dalam doa, agar Tuhan memberikan
pasangan hidup yang mengasihi dia apa adanya, tetapi Tuhan bahkan memberikan kepadanya
Istri pengasih yang juga cantik dan bijaksana.
Tuhan
bisa memberikan kepada Anda berkat yang lebih besar dan lebih banyak dari yang
dapat Anda hasilkan dengan analisa terbaik Anda; usaha sungguh-sungguh; bahkan
Dia bisa menjawab doa Anda dengan perkara yang lebih besar dan lebih banyak
dari yang dapat kita sebutkan dengan lidah kita di dalam doa.
Karena
itu, percaya pada Tuhan dan jangan andalkan keahlian dan perkiraan-perkiraan
Anda yang tidak seberapa itu, sebab dalam hidup Anda, Allah menyediakan kasih
karunia bagi Anda, yang sewaktu-waktu Ia dapat melakukan kepada Anda melampaui
pikiran bahkan doa Anda. Ada satu hari, dimana Dia akan memberi Anda perkara
yang lebih besar dari yang dapat Anda harapkan dan doakan.
Ketiga; Karena Tuhan yang paling
tahu apa yang akan terjadi kelak, sedangkan kita tidak tahu.
Meskipun
kita terus belajar dan bersekolah, namun keahlian, pengatahuan dan
pengalaman-pengalaman kita, tidak sanggup memperjelas semua yang akan terjadi
di hari mendatang.
Yakobus 4:13-14 berkata: “Jadi
sekarang, hai kamu yang berkata hari ini atau besok kami
berangkat ke kota anu,
di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung, sedang
kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok.”
Konteks
ayat ini adalah nasihat Yakobus, untuk mencela para pedagang di perantauan
(lht. Yak 1:1), sebab orang-orang ini sangat yakin pada keahlian
dan perkiraan-perkiraan mereka sendiri. Dengan keahlian dan perkiraannya,
mereka berbuat seakan-akan mereka sudah tahu segala sesuatu, sehingga merasa
tidak perlu melibatkan atau mengandalkan Tuhan Allah dalam tindakan-tindakan hidup
mereka. Keyakinan mereka ini, dinyatakan dalam Lima (5) hal, yang disebutkan
dalam ayat 13.
a. Dengan keahlian dan
perkiraannya, mereka yakin sekali saat mengambil langkah awal di
dalam hidupnya
untuk melakukan sesuatu (‘hari ini atau
besok’)
b.
Mereka yakin sekali akan
tujuannya (‘ke kota anu’)
c. Mereka yakin sekali akan lamanya tinggal di sana (‘1 tahun’)
d. Mereka yakin sekali akan apa yang akan dikerjakannya di sana
(‘berdagang’)
e. Mereka yakin sekali akan kesuksesan atau keberhasilannya nanti (‘akan mendapat
untung’).
Tetapi
Yakobus mencela dan menasihati mereka : “Kamu tidak tahu apa yang akan
terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu sama seperti uap yang hanya
sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “JikaTuhan
menghendaki, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (Yak 4:13-14).
Maksud
Yakobus : “Seharusnya kamu menaruh percaya kepada Tuhan dan bukan percaya pada
keahlian dan perkiraan kamu sendiri. Sebab kamu tidak tahu apa yang akan
terjadi besok. Lihat! Kamu berpikir kamu tahu apa yang akan terjadi selama 1
tahun di kota anu, tetapi bahkan hari besok saja, kamu tidak tahu. Kamu
berpikir kamu tahu bahwa kamu akan hidup lama, selama 1 tahun dan berdagang
untuk mendapat untung. Tetapi hidupmu ternyata hanya seperti uap, yang hanya
sebentar saja kelihatan, lalu lenyap. Bisa jadi, hari ini juga kamu sudah
dipanggil Tuhan.”
Kita
adalah manusia yang terbatas. Baik dari pengalaman, maupun perhitungan logika, kita
tidak tahu tentang apa yang akan terjadi dengan kita di kemudian hari. Keahlian
dan perkiraan kita, tidak sanggup memperjelas bagaimana dan apa yang akan terjadi
di masa depan kita kelak. Siapa sih, yang tahu persis di masa mendatang ia akan
menjadi seperti A atau B? Dan siapa gerangan yang tahu, apa yang akan terjadi
dengan dirinya besok pagi? Kecuali Tuhan, tak ada seorang pun yang tahu!
Dia-lah
yang paling tahu rancangan-rancangan apa dan bagaimana tentang kita untuk hari
besok. Dia berfiman: “Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera
dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan.” (Yeremia
29:11).
Allah
yang paling mengetahui bagaimana jadinya kita di hari depan. Oleh sebab itu,
percayai Dia dan jangan andalkan pengertian kita yang terbatas itu, sebab dari
total hal baik yang akan terjadi bagi Anda kelak, ada satu hal baik dan besar,
yang Allah pikirkan untuk Anda, yang tak pernah bisa Anda hitung dengan akal.
Keempat; Karena apa yang tidak
mungkin bagi kita, mungkin bagi Allah
Hal-hal
yang kita perkirakan tidak mungkin terjadi, hal itu bisa dibuat oleh Allah sehingga
terjadi. Sebab bagi Allah, tak ada yang mustahil. Lihat saja yang dialami oleh
Maria dan Elizabeth. Maria adalah seorang gadis yang masih perawan, dan bagi
akal manusia, mustahil bila ia bisa mengandung seorang bayi tanpa berhubungan
dengan seorang laki-laki. Sebaliknya, Elizabeth adalah seorang yang sudah
berkeluarga, tetapi faktanya ia mandul. Oleh karena itu, bagi akal manusia tidak
mungkin ia bisa mengandung dan mempunyai anak.
Tetapi
Allah mengutus Malaikat Gabriel kepada Maria dan berkata: Jangan takut Maria.
Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Demikian
juga Elizabet, sanak mu yang mandul itu. Ia pun mengandung seorang anak dan
inilah bulan keenam bagi kandungannya.
Tetapi
dengan perkiraannya, Maria menatap Malaikat itu dan berkata: bagaimana mungkin
hal itu bisa terjadi? Aku ini masih perawan. Lalu Malaikat Gabriel memberitahu
alasan mengapa hal itu bisa terjadi, katanya: “Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil.” (Luk 1:37).
Kita
harus percaya kepada Tuhan dan bukan bersandar pada perkiraan-perkiraan kita
sendiri, karena apa yang kita pikir tidak mungkin, Tuhan dapat membuatnya
terjadi. Di dalam kasih karunia Allah, ada satu hal besar di antara sejumlah
hal baik yang Anda perkirakan itu tidak mungkin terjadi, akan dibuat oleh Allah
untuk terjadi dalam hidup Anda.
Kesimpulan
Jadi
kita harus percaya kepada Allah dan bukan mengandalkan keahlian dan perkiraan-perkiraan
kita sendiri, sebab ada 4 alasan logis:
1.
Ada hal-hal baik yang Allah sediakan bagi
kita secara I rasional, yaitu tak pernah terbesit di dalam indra-indra kita.
2. Karena Tuhan sanggup melakukan dan
memberikan kepada kita perkara yang lebih besar dari yang dapat kita
cita-citakan dan sebutkan dalam doa.
3.
Karena Tuhanlah yang paling tahu apa yang
terjadi bagi kita kelak, sedangkan pikiran kita tidak tahu.
4.
Karena apa yang kita perkirakan dengan
akal kita bahwa itu tidak mungkin, Tuhan dapat membuat itu terjadi.
Kiranya
bisa menjadi berkat bagi Anda dan juga saya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Oleh:
Ayub Melkior, S. Th